Pecco Bagnaia Sukses Pertahankan Gelar MotoGP™ dengan Nomor #1!

Pembalap Italia itu mengamankan gelar juara di Valencia, menyamai pencapaian yang terakhir diraih Mick Doohan pada 1998 dalam era 500cc

Menjadi pembalap pertama yang sukses pertahankan nomor #1 sejak Mick Doohan, Bagnaia juga menjadi pembalap pertama yang rebut mahkota kelas premier dua kali beruntun sejak Marc Marquez pada 2019. Pecco merengkuh titel dengan penuh gaya, meraih kemenangan ketujuh dan podium ke-15 musim ini di GP Valencia saat drama melanda satu-satunya rival yang tersisa, Jorge Martin (Prima Pramac Racing).

Lahir di Turin, Bagnaia kali pertama cicipi balap motor di MiniMoto, dilanjutkan karier ke ajang internasional pada 2011, yang lalu dikenal sebagai CEV kelas 125cc. Pecco lakoni debut Kejuaraan Dunia Moto3™ pada 2013, serta kemudian gabung dengan VR46 Riders Academy dan pindah ke Sky VR46 Racing Team musim berikutnya. Pada 2015, ia pindah ke Aspar Team dan berlomba menggunakan motor Mahindra. Bagnaia tandem bersama Jorge Martin selama dua tahun. Kemenangan perdananya, juga Mahindra, dalam Grand Prix dicetak pada 2016. Menang taruhan karena berhasil podium tertinggi, Aspar memberi Pecco kesempatan geber motor MotoGP™ saat tes Valencia.

Musim 2017 menghadirkan tantangan baru untuk Bagnaia. Pembalap Italia itu naik kelas ke Moto2™, serta kembali perkuat Sky VR46 Racing Team. Mengoleksi empat podium, ia pun dinobatkan sebagai Rookie of the Year, landasan sempurna baginya untuk rebut mahkota juara pada musim berikutnya. Tampil luar biasa, Bagnaia rengkuh gelar dunia pertamanya di Sepang, menjadikannya Juara Dunia Moto2™ 2018. Berkat kesuksesannya ini, Pecco promosi ke MotoGP™ bersama Pramac Racing. Meski memiliki kecepatan solid saat tes, bahkan finis dengan hasil terbaik posisi keempat di Phillip Island, debutnya sebagai rookie berjalan tak mudah. Pada 2020, Bagnaia genggam podium perdana kelas premier di Misano. Setahun berselang, ia hijrah ke tim pabrikan Ducati untuk 2021.

Tahun itulah menandai peningkatan performa Pecco. Tiga podium dan satu pole position dalam empat putaran pertama jadi awal baik. Ia menjelma jadi penantang Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP™). Bagnaia juga klaim kemenangan perdana usai menaklukkan Marc Marquez (Repsol Honda Team) dalam duel sengit di Aragon. Dan kemenangan keduanya dibukukan hanya seminggu kemudian di Misano. Bagnaia mengakhiri Kejuaraan dengan kemenangan, tetapi Quartararo yang mengamankan gelar juara. 

Dunia menantikan rematch Bagnaia dan Quartararo pada 2022. Pada akhirnya, itulah yang kita dapatkan. Namun, itu adalah musim roller coaster untuk keduanya. Paruh pertama musim bagi Bagnaia, serta paruh kedua bagi Quartararo. Jelang putaran final di Valencia, Pecco yang sempat mengalami defisit 91 poin, berbalik memimpin klasemen dengan keunggulan 23 poin, menjadikannya potensi comeback terbesar dalam sejarah. Dan benar saja. Kendati hanya finis kesembilan, itu sudah cukup untuk Bagnaia mengamankan titel. Ia akhirnya sukses rayakan gelar Kejuaraan Dunia MotoGP™ pertamanya, saat Quartararo berjuang hingga akhir tidak mampu raih kemenangan.

Musim 2023 dimulai dengan berita utama bahkan sebelum balapan bergulir. Bagnaia putuskan pakai nomor #1. Ia jadi pembalap pertama yang melakukannya sejak Casey Stoner pada 2012. Tahun dimulai dengan kemenangan menyakinkan dalam Tissot Sprint dan GP Portugal. Tetapi putaran kedua di Argentina menjadi batu sandungan Bagnaia. Finis P6 dalam Sprint dan P16 pada balapan Grand Prix setelah sempat terjatuh. Itu berarti, Pecco harus bangkit kembali di Austin. Ia berhasil memenangi Sprint. Namun keunggulannya hilang saat lomba GP Amerika. Dua kali nol poin di balapan utama secara beruntun merupakan pukulan awal baginya, serta Ducati dalam upaya mempertahankan mahkota.

Di Jerez, Bagnaia merespons. Podium ganda, termasuk kemenangan menakjubkan pada Minggu ketika menahan serangan KTM. Tetapi saat rombongan paddock singgah ke ke Le Mans, nasib buruk menghampirinya. Bagnaia alami DNF setelah terlibat insiden dengan Maverick Vinales (Aprilia Racing). 

Bagnaia lalu bangkit di Mugello. Ia berhasil cetak kemenangan ganda. Dan perlombaan di Sachsenring sajikan pertarungan ketat antara #1 melawan Martin, yang berakhir dengan kemenangan ‘Martinator’ atas Pecco. Namun seminggu kemudian, Bagnaia menangi di trek favoritnya, TT Circuit Assen. Saat itu, sang Juara Dunia bertahan – tertinggal dalam tiga balapan pertama – memiliki keunggulan 35 poin dalam klasemen Kejuaraan jelang libur musim panas.

Hasil dua besar keempat berturut-turut pada balapan Minggu di Silverstone membuat keunggulan Bagnaia bertambah menjadi 41 poin, yang dilanjutkan kemenangan ganda di GP Austria. Pecco pun kini unggul 62 poin. Kemudian tiba waktunya menuju ke Barcelona untuk putaran GP Catalunya.

P2 dalam Sprint di belakang Aleix Espargaro (Aprilia Racing) membantu Bagnaia perlebar keunggulan pada puncak Klasemen. Di tengah momentum dan kepercayaan diri, Bagnaia memimpin balapan Minggu selepas start. Namun, ia dilanda drama. Pembalap Ducati itu highside saat keluar dari Tikungan 2. Kakinya sempat terlindas oleh Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing), tapi untungnya Pecco lolos dari cedera serius. Kecelakaan itu jadi kemundurannya. Dan ini pula yang membuka jalan bagi Martin untuk masuk dalam dalam perebutan gelar.

Semuanya dimulai di Misano. Balapan kandang bagi Bagnaia dan VR46 Riders Academy, namun Martin lah yang kantongi 37 poin penuh. Kendati dapat raih dua podium di tengah rasa sakit pada kakinya, keunggulan Bagnaia menyusut menjadi 36 poin jelang fase akhir dari paruh kedua Kejuaraan Dunia musim ini.

Kunjungan pertama Bagnaia ke Sirkuit Internasional Buddh berakhir pahit. Kesalahan yang dilakukan membuatnya DNF pada Minggu, sebaliknya Martin klaim P2, serta usai menangi Sprint. Dalam putaran berikutnya di Motegi, ‘Martinator’ sapu bersih kemenangan, meski ada tekanan luar biasa dari hujan lebat dan Bagnaia membuntutinya pada balapan Minggu. Ketika menuju Indonesia, selisih antara Italiano dan Spaniard hanya tiga poin.

Namun, pendulum kembali menguntungkan Bagnaia di Mandalika. Martin kehilangan posisi terdepan saat balapan Minggu, dengan Bagnaia duduki podium tertinggi setelah start P13. Ini kemenangan pertama Pecco sejak GP Austria 2023. Australia tak jauh berbeda. Strategi untuk menjauh dari kejaran rival sejak start tidak sesuai rencana. Martin tergelincir finis di posisi kelima, sedangkan Bagnaia amankan podium kedua.

Momentum berpindah ke Martin di Thailand setelah bertarung dalam duel epik. Bagnaia awalnya tempati urutan ketiga, kalah dari pembalap Pramac Racing sebagai pemenang Sprint dan balapan Grand Prix, serta Brad Binder. Tetapi pelanggaran track limit membuat pembalap Red Bull KTM Factory Racing ini dihukum turun satu posisi. Pecco pun dipromosikan ke P2. Menjelang tiga balapan terakhir musim ini, sang Juara Dunia bertahan unggul tipis 13 poin.

Perjalanan ke GP Malaysia mengawali rangkaian triple-header yang akan menentukan siapa pemegang mahkota juara 2023. Martin mengalahkan Pecco dalam Sprint di Sepang, tetapi pembalap Ducati itu mampu membalas saat balapan Minggu. Bagnaia menduduki P3, finis di depan ‘Martinator’ yang harus puas menghuni P4.

Qatar adalah tujuan berikutnya. Martin menangi Sprint dan Bagnaia berjuang untuk P5. Selisih terpangkas jadi tujuh poin jelang balapan terakhir Grand Prix musim ini. Namun, keadaan berubah pada Minggu. Bagnaia klaim P2, sementara Martin P10 usai alami balapan sulit. Menuju putaran final GP Valencia, Bagnaia berbekal keunggulan 21 poin di sirkuit yang sudah familier saat mengklaim gelar musim 2022.

Itu adalah Sprint yang menegangkan pada Sabtu, dan penampilan gemilang dari Martin menambah tekanan. Pembalap Spanyol itu raih kemenangan saat Bagnaia hanya menempati posisi kelima, memangkas selisih menjadi 14 poin menjelang balapan terakhir musim ini.

MotoGP™ Black Friday 2023

Jangan lewatkan penawaran MotoGP™ Black Friday 2023! Manfaatkan penawaran besar-besaran di VideoPass, merchandise, sejumlah pengalaman, serta masih banyak lagi!

Pelajari lebih lanjut!

Tahap awal balapan Grand Prix melihat kedua pesaing saling berhadapan di depan. Drama lalu melanda Martin ketika ia melaju di Tikungan 1, tepat di belakang Pecco. Martin dapat kembali lintasan, tapi turun ke P8 dan kemudian mencoba melawan. Namun, Martin tersingkir setelah bertabrakan dengan Marc Marquez (Repsol Honda Team).

Di barisan depan, Bagnaia masih harus berjuang sendiri, meski menjadi Juara secara default setelah kecelakaan Martin. Usai lap terakhir yang menegangkan, ia mampu menahan Fabio Di Giannantonio (Gresini Racing MotoGP™) di garis finis, mengakhiri musim dengan kemenangan dan menjadi Juara musim balapan ke-75.

Complimenti, Pecco!